Kisah Zainab Binti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

Kali ini gw mau share cerita yang menurut gw sangat menginspirasi, yaitu Kisah Kehidupan Zainab Binti Rasulullah SAW. Zainab adalah putri sulung Nabi Muhammad.

Sebenernya sih yang buat gw ngerasa sangat terinspirasi itu sama kisah cinta dia dengan suami-nya. Yaaah gw melihat sosoknya yang penuh sabar dan setia pada suami nya

Di awali dengan lamaran dari Abul Ash bin Rabi yang berniat untuk menikahi Zainab. Setelah pernikahan itu terlaksana maka pindahlah zainab ke rumah suami-nya. dan mereka di karuniai 2 anak, Ali dan Umamah

Setelah terdengar kabar tentang ayahnya yang menjadi seorang nabi, zainab pun segera pulang dan menanyakan kabar tersebut. Mendengar kabar gembira tersebut, Zainab segera memantabkan keimanannya.

Zainab pulang membawa kabar berita gembira tersebut kepada suami nya, tapi sayangnya suami nya menolak ajakan istri nya untuk masuk islam. Zainab pun sangat sedih dan berdoa agar Allah Ta’ala akan membuka hati suaminya untuk beriman suatu saat nanti.

Ketika kaum quraisy semakin membenci agama yang dibawa Nabi Muhammad, maka kaum quraisy pun mencoba menghasut Abul Ash bin Rabi (Suami nya Zainab) untuk menceraikan istrinya. 

“Ceraikanlah istrimu wahai Abul Ash! Pulangkan ia rumah ayahnya dan kami akan menikahkanmu dengan wanita mana saja yang engkau sukai dari wanita-wanita Quraisy yang terbaik.”

Tapi karena cinta nya kepada istri-nya, dan kesetiannya itu Abul Ash bin Rabi hanya menjawab,  
“Demi Allah, aku tidak akan menceraikan istriku, aku tidak ingin menggantinya dengan wanita mana saja di dunia ini.”

Selang beberapa lama, perang besar antara kaum muslimin dan musyrikin pun terjadi. Saat itu kaum muslimin lah yang memenangkan perang. Zainab amat sangat senang mendengar kemenangan ayahnya, tapi dia lalu mengingat suami nya yang ternyata menjadi tawanan kaum muslimin di Yatsrib.
Kaum muslimin meminta tebusan yang sangat mahal untuk para tawanan. Namun,  Zainab ingin ia membayar tebusan untuk suaminya. Maka diutuslah Amr bin Robi saudara laki-laki Abul ash ke Yatsrib. 

Sesampai di sana ia menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil memberikan seuntai kalung ia berkata, “Zainab mengutusku untuk mengirimkan ini sebagai tebusan untuk suaminya.” 

Melihat kalung yang sangat beliau kenal, karena itu adalah pemberian istrinya (Khadijah ) sebagai hadiah di hari pernikahan Zainab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa tersentuh hatinya, lalu beliau berkata, “Maukah kalian membebaskan Abul Ash untuknya (yaitu Zainab) dan mengembalikan tebusannya?” 

Para sahabat pun menyetujui. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membebaskan Abul Ash dengan SYARAT ia harus melepaskan Zainab dan mengembalikannya kepada beliau, dan Abul Ash pun menyetujui permintaan itu.

Sesampainya dirumah, Abul ash pun menyampaikan perjanjiannya dengan Nabi Muhammad kepada istrinya, Zainab pun kembali bersedih karena harus berpisah dengan suami nya tercinta. Tapi perintah Allah dan rasul-nya tetaplah paling utama, maka pergilah zainab bersama utusan ayahnya ke madinah. Saat itu zainab sedang mengandung tapi ditengah perjalanan ia dihadang oleh rombongan kaum musyrikin sehingga menyebabkan gugur kandungannya.

6 Tahun kemudian, Abul Ash bersama kafilah dagang yang sedang dalam perjlanan pulang dari negeri Syam menuju Mekah melewati Madinah dihadang dan ditawan oleh pasukan gerilya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, Abul Ash dapat meloloskan diri dan pergi sembunyi-sembunyi ke rumah Zainab.

Zainab pun menyambutnya dengan baik, Abul Ash bin Rabi meminta kepada Zainab agar mau memberikan perlindungan kepadanya, Zainab pun menyatakan kesediaannya.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya melaksanakan shalat Shubuh terdengarlah suara Zainab berseru, “Wahai kaum muslimin, saya Zainab binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, saya telah memberikan perlindungan kepada Abul Ash, maka lindungilah ia!” Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?” Para sahabat menjawab, “Benar.” Beliau lalu berkata, “Demi Allah, aku tidak tahu sedikit pun tentang itu sampai aku mendengar apa yang kalian dengar, sesungguhnya semua kaum muslim (sampai yang terendah tingkatannya pun) dapat memberikan perlindungan.”

Kemudian beliau pun menemui Zainab untuk mengetahui kebenaran berita itu, Zainab berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya jika Abul Ash ini dianggap keluarga dekat, ia masih putera paman. Jika dianggap jauh, ia bapak dari anakku, dan aku telah melindunginya.” 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, "Wahai, puteriku, muliakanlah tempatnya dan jangan sampai dia menyentuhmu, karena engkau tidak halal baginya selama dia masih musyrik."

Sungguh masih terasa kesetiaan zainab pada abul ash itu. Kemudian para sahabat mengembalikan harta yang telah mereka rampas itu kepada Abul Ash. Beberapa orang di antara par perampas berkata "Hai, Abul Ash, maukah engkau masuk Islam dan mengambil harta benda ini, karena semua ini milik orang-orang musyrik?" 

Abul ash pun menjawab dengan tegas, "Sungguh buruk awal Islamku, jika aku mengkhianati amanat yang dipercayakan padaku." 

Abul Ash pun kembali ke Mekkah dengan membawa hartanya dan harta orang banyak yang telah diamanahkan padanya.

Setelah mengembalikan harta kepada pemiliknya masing-masing, Abul Ash berdiri dan berkata, "Wahai, kaum Quraisy, apakah masih ada harta seseorang di antara kalian padaku?" Mereka menjawab, "Tidak. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Kami telah mendapati kamu seorang yang jujur dan mulia."

Lalu Abul Ash berkata,

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Demi Allah, tiada yang menghalangi aku masuk Islam di hadapan Muhammad SAW, kecuali karena aku khawatir mereka menyangka aku ingin makan harta kalian. Setelah Allah menyampaikannya kepada kalian dan aku selesai membagikannya, maka aku masuk Islam."

Dengan ujian kesabaran serta kesetiaannya, Zainab pun mendapati suami nya kembali dengan satu keimanan. Menjadi keluarga utuh dan hidup bahagia.


No comments:

Powered by Blogger.